Thursday, May 3, 2012

Buku Management Silat

Segera hadir 10 Judul Buku Management By Silat :

1. Strategi Memenangkan Negosiasi
2. Manajemen Waktu
3. Problem Solving
4. Manajemen Fundraising
5. Sukses Melalui Manajemen Diri
6. Menjadi Pribadi Kreatif
7. Perang Pemasaran
8.  Melawan Lupa
9. Berani Menghadapi Kematian
10. Berani mengambil keputusan.

The Raid, Mendobrak Filosofi Silat



OPINI | 24 March 2012 | 22:44 Dibaca: 484   Komentar: 15   Nihil Heboh dan hangat ulasan-ulasan pemberitaan Film The Raid di beberapa media, baik cetak, elektronik maupun online. Dan juga beberapa ulasan dari kompasianer yang berkesempatan menyaksikan pemutaran perdana karya anak bangsa yang berhasil menembus pasar Internasional. Membaca dari ulasan-ulasan itu, sangat jelas tergambar bahwa film ini sangatlah seru, sangat disayangkan untuk melewatkan setiap adegan demi adegan yang disajikan.
Ada rasa kebanggan dengan kenyataan yang ada, ternyata Film kita juga tidak kalah dengan film-film laga yang sudah lebih dulu menghiasi dunia perfilman dunia. Ada rasa bangga juga terhadap seni bela diri asli Indonesia yang diangkat dalam film ini, Pencak Silat. Tetapi dibalik kebanggaan itu, ada sebuah pertanyaan yang sedikit mengganjal, tergerak untuk sedikit beropini melihat film ini dengan Pencak silatnya dari sisi yang lain.
Sesuai pemberitaan, The Raid merupakan sekuel dari film yang sudah rilis sebelumnya, Merantau. Film merantau yang juga mengangkat Silat sebagai tema cerita, menggambarkan kebiasaan Bujang Minangkabau untuk pergi merantau dimasa muda. Berangkat dari kenyataan itu, bisa dikatakan The Raid juga mengangkat Silat khas Minang sebagai tema laga. Dalam beberapa ulasan, digambarkan Film The Raid ini sarat adegan mengangkan, saling bunuh dan terkesan sangat “Brutal”
Dari sini lah teringat akan Filosofi Silat Minang yang selalu diajarkan para orang-orang tua. Dalam deskripsi meraka para tetua. Silat itu tidak brutal. Silat lebih pada Seni Artistik dan pertahanan (self defense). Sifat Silat tidak dipakai untuk menyerang tapi hanya membela diri. Silat bukan untuk membunuh tapi hanya melumpuhkan.
Dengan kenyataan diatas. Seolah Film The Raid ini mendobrak Filosofi Silat yang diwariskan nenek moyang dulu. Sungguh sangat disayangkan, saat sebuah kebanggan akan Film Nasional berhasil menembus pasar Internasional, sedang disisi lain ada sebuah deskripsi Silat yang berbeda yang tergambar dalam Film.
Kita mungkin senang dengan adanya Film ini, dunia Internasional akan lebih mengenal seni bela diri Silat dan mungkin juga mereka akan mempelajari.
Hanya ada sebuah kekhawatiran. Apakah diantara kita ada yang mau, Dunia mengenal Silat sebagai sebuah bela diri yang Brutal. Apakah diantara kita ada yang mau, saat anak-anak kita, saat generasi penerus kita berkeinginan belajar Silat karena Silat itu juga bisa dipakai untuk menyerang, bisa dipakai untuk jago-jagoan.
Sungguh sangat disayangkan. Harapan semoga kedepannya yang ingin mengangkat Silat dalam sebuah tema cerita, sebaiknya juga mempelajari Filosofi Silat itu sendiri, jangan memberikan deskripsi Silat yang berbeda pada dunia.